Bulan Ramadhan atau Bulan puasa adalah bulan penuh berkah dan maghfirah dari Allah Swt. Allah akan melipat gandakan pahala yang dikerjakan oleh muslim yang melaksanakan ibadah puasa.
كُلُّ
عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
إِلَّا الصَّوْمَ
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ
أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ
عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ
عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ
رِيحِ الْمِسْكِ
"Setiap amalan anak Adam akan
dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10
kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan
membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan
syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat
dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika
berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap
mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” (HR.
Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)
Bagi
ummat Islam sebaiknya mengisi bulan ramadhan dengan kegiatan-kegiatan
yang bermanfaat agar puasanya penuh dengan hikmah dan manfaat. Jadi
puasa kita tidak hanya menahan lapar dan haus. Tapi mengisinya dengan
amalan-amalan yang baik.
Di
antara amalan yang baik untuk dilakukan pada bulan puasa dan hal-hal
penting berkaitan dengan puasa adalah :
1. Membaca Alqur’an / Tadarrus
Membaca Al-Qur'an |
Bulan Ramadhan adalah bulan yang amat erat hubungannya dengan Al-Quran, karena saat itulah Al-Quran diturunkan.
Oleh karenanya aktifitas bertadarus (membaca sekaligus mengkaji) adalah
hal yang sangat utama saat itu, dan telah menjadi aktivitas utama sejak
masa Nabi SAW. dan generasi terbaik.
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:
Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)
Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma menceritakan:
وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan, dan dia (Jibril) bertadarus Al-Quran bersamanya. (HR. Bukhari No. 3220)
2. Shadaqah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
adalah manusia paling dermawan. Dan beliau lebih demawan ketika di
bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan dari pada
angin yang berhembus dengan lembut. Beliau bersabda, "Shadaqah yang
paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. al-Tirmidzi dari
Anas)
Dan di antara bentuk shadaqah di
bulan ini adalah:
Allah menerangkan tentang keutamaan
memberi makan orang miskin dan kurang mampu yang membutuhkan, dan
balasan yang akan didapatkan dalam firman-Nya:
وَيُطْعِمُونَ
الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا
نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ
جَزَاءً وَلَا
شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا
فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ
وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً
وَسُرُورًا وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
"Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula
(ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami
pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh
kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan
memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan
Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga
dan (pakaian) sutera." (QS. Al-Nsan: 8-12)
Buka Bersama |
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun." (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu,
"Siapa yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka
diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti
pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya."
3. Menyegerakan Berbuka Puasa dan Melambatkan Makan Sahur
Ummatku selalu dalam kebaikan selagi mensegerakan berbuka dan mengakhirkan (melambatkan) sahur” (HR Ahmad).
4. Shalat Malam/ Tarawih
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang menunaikan shalat
malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, "Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit
atau melemah maka beliau shalat dengan duduk." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu
biasa melaksanakan shalat malam sebanyak yang Allah kehendaki sehingga
apabila sudah masuk pertengahan malam, beliau bangunkan keluarganya
untuk shalat, kemudian berkata kepada mereka, "al-shalah, al-Shalah."
Lalu beliau membaca:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
"Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)
Dan bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih hendaknya mengerjakannya bersama jama'ah sehingga akan dicatat dalam golongan qaimin, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
pernah bersabda, "Siapa yang shalat bersama imamnya sehingga selesai,
maka dicatat baginya shalat sepanjang malam." (HR. Ahlus Sunan)
5. Duduk di masjid sampai matahari terbit
Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari
terbit (HR. Muslim). Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas, dari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
مَنْ
صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى
تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ
كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
"Siapa shalat Shubuh dengan berjama'ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka'at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna , sempurna." (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
I'tikaf |
Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Dan pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim). I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya.
Bagi orang yang belum pernah melaksanakannya, i'tikaf dirasa sangat berat. Namun, pastinya ia akan mudah bagi siapa yang Allah mudahkan. Maka siapa yang berangkat dengan niat yang benar dan tekad kuat pasti Allah akan menolong. Dianjrukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar. I'tikaf merupakan kegiatan menyendiri yang disyariatkan, karena seorang mu'takif (orang yang beri'tikaf) mengurung dirinya untuk taat kepada Allah dan mengingat-Nya, memutus diri dari segala kesibukan yang bisa mengganggu darinya, ia mengurung hati dan jiwanya untuk Allah dan melaksanakan apa saja yang bisa mendekatkan kepada-Nya. Maka bagi orang beri'tikaf, tidak ada yang dia inginkan kecuali Allah dan mendapat ridha-Nya.
7. Menghidupkan Lailatul Qadar
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 1-3)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para sahabatnya untuk
mencarinya. Beliau juga membangunkan keluarganya pada malam sepuluh
hari terakhir dengan harapan mendapatkan Lailatul Qadar. Dalam Musnad
Ahmad, dari Ubadah secara marfu', "Siapa yang shalat untuk mencari
Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosa-nya yang
telah lalu dan akan datang." (Di dalam Sunan Nasai juga terdapat
riwayat serupa, yang dikomentari oleh Al-hafidz Ibnul Hajar: isnadnya
sesuai dengan syarat Muslim)
. . . Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim. . .
Terdapat beberapa keterangan, sebagian
ulama salaf dari kalangan sahabat tabi'in, mereka mandi dan memakai
wewangian pada malam sepuluh hari terakhir untuk mencari Lailatul Qadar
yang telah Allah muliakan dan tinggikan kedudukannya. Wahai orang-orang
yang telah menyia-nyiakan umurnya untuk sesuatu yang tak berguna,
kejarlah yang luput darimu pada malam kemuliaan ini. Sesungghnya satu
amal shalih yang dikerjakan di dalamnya adalah nilainya lebih baik
daripada amal yang dikerjakan selama seribu bulan di luar yang bukan
Lailatul Qadar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan di
dalamnya, sungguh dia orang yang jauhkan dari kebaikan.
8. Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar
Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan
adalah waktu-waktu yang mulia dan utama, maka manfaatkanlah dengan
memperbanyak dzikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah, di
antaranya:
- Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak.
- Sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia."
- Beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzaariyat: 18)
Penutup
Sesungguhnya berpuasa tidak hanya
sebatas meninggalkan makan, minum, dan hubungan suami istri, tapi juga
mengisi hari-hari dan malamnya dengan amal shalih. Ini sebagai bentuk
pembenaran akan janji Allah adanya pahala yang berlipat. Sekaligus juga
sebagai pemuliaan atas bulan yang penuh barakah dan rahmat.
Beberapa amal-amal ibadah di atas
memiliki kekhususan dan hubungan kuat dengan kegiatan Ramadhan, lebih
utama dibandingkan dengan amal-amal lainnya. Maka selayaknya amal-amal
tersebut mendapat perhatian lebih dari para shaimin (orang-orang yang
berpuasa) agar mendapatkan pahala berlipat, limpahan rahmat, dan hujan
ampunan. Sesungguhnya orang yang diharamkan kebaikan pada bulan
Ramadhan, sungguh benar-benar diharamkan kebaikan darinya. Dan siapa
yang keluar dari Ramadhan tanpa diampuni dosa-dosa dan kesalahannya,
maka ia termasuk orang merugi. Wallahu Ta'ala A'lam.
Artikel Terkait