Segenap Keluarga Besar Mamuju Sul-Bar.. Kompleks Pelabuhan Fery (Simboro Pantai).. Mengucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah mau dan meluangkan waktunya untuk singgah di Blog anak Mamuju Kreasi by Fathur (ammang) di Simboro

Jumat, 23 Agustus 2013

Tamasya, Uji Nyali ke Desa Pulio Kalumpang, Mamuju, Sulbar



13273038071668805494
Jembatan Pulio

Desa Pulio Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju terletak di timur Mamuju Ibukota Provinsi Sulawesi Barat, merupakan sebuah Desa terpencil diantara pegunungan yang rindang dan sungai yang meliuk-liuk sepanjang ratusan kilometer mengalir menuju lepas Pantai Laut Sulawesi.

Perjalanan diawali Dari Mamuju Ibukota Provinsi Sulawesi Barat Untuk sampai Di Desa Pulio yang asri nan terpencil ini diperlukan waktu tempuh sekitar 7 Jam bila kondisi alam bersahabat, dengan menggunakan kendaraan roda empat menempuh jalan aspal yang licin, tanjakan dan jurang-jurang terjal, air terjun yang mempesona disela-sela hutan tropis dan kebun coklat penduduk sepanjang 124 Kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam kita akan sampai di Ibukota Kecamatan Kalumpang, Perkampungan etnik nan spektakuler dengan berbagai ragam budaya dan kerajinan khas yang tidak ditemukan ditempat lain di Indonesia, antara lain tenunan tangan khas kalumpang yang terbuat dari kulit kayu, serta temuan situs galian benda-benda bersejarah masa lampau, tenunan khas etnik Kalumpang sudah dipasarkan hingga ke mancanegara lewat Bali, walau belum dikelola dengan baik.

1327303899118159584

Ketika sampai di Kalumpang kita akan disambut oleh masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama kristen penuh dengan keramah-tamahan dengan bahasa dan dialek khas Kalumpang, Gadis-gadis cantik berkulit putih bersih mirip etnis Minahasa. tanpa sungkan melepas senyum kepada Anda, senyum kedamaian dan persahabatan, suatu pemandangan yang membuat anda bisa betah berlama-lama disini.

Di Kalumpang walau sudah sejak dahulu telah menjadi Ibukota Kecamatan namun Kota Indah, sejuk, nyaman dan asri karena terletak didataran tinggi ini belum menyiapkan sarana akomodasi berupa Penginapan untuk para tamu yang berkunjung, jadi kalau Anda datang kesini kita harus menginap disalah satu rumah penduduk, hanya ada rumah makan itupun terbatas hanya ada satu, dua, Rumah makan yang tentu belum dapat memenuhi kebutuhan dan selera para pengunjung bila nantinya sudah dikenal dan didatangi oleh para wisatawan yang ingin melepaskan lelah dari rutinitas dan hirup-pikuk Kota yang penuh polusi dan asap knalpot.

1327304005172786208


Sebelum berangkat ke Pulio sebaiknya kita beristirahat sebentar untuk menikmati pemandangan alam dan mengisi perut agar tak kelaparan dijalan karena Dari Ibukota Kecamatan menuju Desa Pulio yang berjarak sekitar 30 Km hanya dapat diakses lewat sungai dengan kendaraan Katinting ( semacam kano yang dilengkapi dengan mesin tempel ) sepanjang 20 mil mengarungi sungai yang luas dengan batu-batu ditepiannya penuh ditumbuhi hutan tropis dan hutan tanaman produksi, aneka jenis dan satwa liar mengurai mimpi tentang alam yang asri dan permai, tamasya yang tak kan terlupakan setelah sekitar 3 jam berada diatas Katinting kita akan sampai dibawa jembatan yang juga tak kalah Unik sayang sungguh mendebarkan jembatan gantung diatas sungai setinggi kurang lebih 15 meter dari permukaan air Sungai Karama, dengan panjang sekitar 20 meter dan lebar 1 meter membuat nyali kita yang belum terbiasa lewat dijembatan akan ciut dan mengkerut.


1327304083742461686
Dari Ujung jembatan gantung ini untuk sampai ke Desa Pulio kita harus naik Ojek Motor dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan barulah kita akan menjejakkan kaki di tapal batas Desa Pulio yang dihuni sekitar 150 Kepala Keluarga, desa yang benar-benar terpencil walau hanya sekitar 150 Km dari Ibukota Provinsi.

Melihat Desa Pulio angan kita akan terbang menerawang jauh kemasa lampau desa yang tentram, aman dan damai, kehidupan masyarakatnya yang sebagian besar bertani dan berternak, hidup dalam kelompok yang harmonis ditengah perkampungan yang masih asri jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang serba glamour, kehidupan politik yang tak menentu, sungguh sangat mengasikkan.

13273041481804787099

Melihat dan menyaksikan kehidupan masyarakat di perkampungan yang asri ini hati kita tergerak untuk saling mengingatkan bahwa mereka yang tinggal disini tak mungkin ingin terus begini stagnan tanpa perkembangan, sebagai manusia tentu menginginkan perobahan dalam kemajuan, mereka membutuhkan akses jalan dan jembatan yang lebih baik untuk memasarkan hasil-hasil yang mereka peroleh dari ladang agar ekonomi mereka lebih baik dari hari ini , agar anak-anak mereka dapat bersekolah keluar dari Desa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi karena di Desa ini cuma ada SD, untuk memudahkan mereka menjalani pengobatan lanjutan di Puskesmas terdekat., tak banyak neko-neko apalagi menuntut.

Kunjungan ke Desa Pulio bagi kita yang tinggal di Kota adalah sebuah perjalanan yang mengasikkan dan penuh dengan tantangan dengan obyek wisata yang memikat, sejak dari Mamuju hingga ke Pulio mata kita telah dihibur oleh Hutan tropis dengan aneka ragam jenis pohon yang menghijau, jalan yang meliuk-liuk dan pegunungan yang indah dan asri, mengarungi sungai yang deras melewati Perkampungan yang Unik khas dataran tinggi sejuk, tapi bagi mereka yang tinggal disana tentu ingin menikmati indahnya panorama kota yang dijejali gedung-gedung yang tinggi, jalan beraspal licin, seliweran mobil-mobil dan hiburan lainnya, dan yang paling dibutuhkan oleh meraka adalah sarana jalan dan jembatan yang dapat melepaskan mereka dari belenggu ketertinggalan.

Hari menjelang sore ketika kami tiba kembali di Kalumpang, terlihat disekitar embun mulai turun membasuh bumi, para petani telah kembali kerumah menyandang pacul, membawa parang, desir angin membelai rambut, pohon-pohon dan daun-daunan mengangguk disapa angin senja, berbalik ke Barat melihat matahari yang hampir tenggelam seakan menyapa jangan lupa kembali dikesempatan lain dalam suasana yang tentu jauh lebih baik dari hari ini, jalan dan jembatan serta sarana dan prasarananya jauh lebih sempurna, Mabuhay Kalumpang kata Orang Filipina, Alloha kata penduduk Hawai, Jepang, Sayonara sampai bertemu lagi***


Sumber :http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/01/23/tamasya-atau-uji-nyali-ke-desa-pulio-kalumpang-mamuju-sulbar-432828.html
Artikel Terkait
Share this article now on :